Selepas menerima gelombang pelarian Vietnam dari pertengahan 1970-an hingga 1980-an, Malaysia pernah menerima pelarian Selatan Thailand dan Selatan Filipina pada 1990-an selain pelarian Tamil dari Sri Lanka pada lewat 2000. Pada 10 Mei lepas, 1,158 pendatang Rohingya dari Myanmar mendarat di pantai barat Malaysia dan lebih 7,000 lagi dikatakan berada di laut dalam usaha mendarat di Malaysia.
Dan sekali lagi, Malaysia tidak dapat mengelak berlakunya kebanjiran warga Rohingya atas dasar kemanusiaan yang menjadi teras diplomasi negara.
Malaysia dan Indonesia yang pada awalnya tidak mahu menerima etnik Rohingya akhirnya berganjak daripada pendirian awal dan menawarkan tempat perlindungan sementara kepada 7,000 pendatang yang dikatakan masih berada di laut. Kedua-dua negara juga bersetuju yang proses penempatan semula dan penghantaran pulang mereka akan dilakukan dalam tempoh setahun.
Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak sendiri telah mengarahkan Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia membantu Mercy Malaysia menghantar bantuan kemanusiaan kepada pelarian Rohingya sama ada melalui laut atau darat.
Apatah lagi Najib berkata, Malaysia boleh menggunakan pengalamannya dalam menangani dengan bijak kedatangan pelarian ini termasuk menempatkan semula lebih 250,000 pelarian Vietnam di negara ketiga.
Kestabilan politik Malaysia selain sebagai sebuah negara Islam mendorong semakin ramai warga Rohingya datang ke Malaysia tetapi Malaysia pasti tidak mampu melindungi kesemua mereka.
Menjadi pelarian bagi mendapatkan perlindungan di Malaysia bukan sesuatu yang baharu bagi penduduk Rohingya dengan mereka masuk ke negara ini seawal tahun 1990-an.
Sehingga kini terdapat 45,000 orang Rohingya didaftarkan di Malaysia dengan memegang status UNHCR (Pejabat Pesuruhjaya Tinggi PBB untuk Pelarian) dan masih terdapat 20,000 pelarian Rohingya di sini yang masih belum didaftarkan.
Beribu-ribu daripada mereka dikatakan berkampung di Pasar Borong Selayang dekat sini. Persengketaan di tanah asal turut dibawa hingga ke sini dengan berpuluh mati dibunuh atau dikerat. Bagaimanapun, dalam mencari jalan penyelesaian kepada krisis pelarian Rohingya ini latarbelakang mereka boleh menjadi penghalang.
Pelarian Vietnam dan Rohingya melalui penderitaan yang sama hingga sanggup menggadaikan nyawa untuk melarikan diri daripada kezaliman dan penindasan oleh pemerintah dan peperangan. Namun latar belakang sejarah dan keadaan semasa kedua-duanya tetap berbeza, menurut Prof Madya Dr Mohd Azizuddin Mohd Sani dari Pusat Pengajian Antarabangsa Universiti Utara Malaysia.
Beliau menjelaskan, pelarian Vietnam adalah pelarian politik yang diiktiraf Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) sebagai melarikan diri bagi mengelakkan penindasan dan penganiayaan politik di negara asal.
Kebiasaannya, kumpulan seperti ini akan memohon status suaka politik di negara-negara yang menerima mereka dan didaftarkan status pelarian oleh UNHCR.
"Kebanyakan pelarian politik kemudiannya dihantar ke negara ketiga seperti yang dilalui pelarian Vietnam dahulu atau pulang ke negara asal setelah kerajaan Vietnam melancarkan dasar buka pintu untuk menerima semula mereka," katanya kepada Bernama baru-baru ini.
Tambahan pula kebanyakan pelarian Vietnam bukan masyarakat serba daif seperti Rohingya menyebabkan PBB mudah untuk menguruskan perpindahan mereka ke negara ketiga. Keadaan ini tidak berlaku kepada etnik Rohingya yang bukan sahaja tidak diterima dan diiktiraf di negara sendiri malah tidak ada negara ketiga yang ingin menerima mereka menyebabkan mereka terus berada di Malaysia.
Tetapi wajarkah Malaysia dan Indonesia sahaja yang terlibat dalam mencari jalan penyelesaian bagi krisis pelarian Rohingya ini? Oleh kerana isu ini melibatkan empat anggota Asean - Indonesia, Malaysia, Myanmmar dan Thailand -dapatkah isu ini diselesaikan atas semangat Asean?
Asean melalui Komuniti Sosio-Budaya Asean telah memberi jaminan untuk menyelesaikan isu-isu kemanusiaan yang dihadapi warga Asean. Malah Komuniti Politik-Keselamatan Asean turut cuba menyelesaikan masalah ini melalui isu pemerdagangan manusia.
Isu ini sukar untuk diselesaikan kerana kegagalan kerajaan negara-negara Asean menguatkuasakan undang-undang bagi membanteras isu penyeludupan manusia secara berkesan.
Sejarah dunia banyak menyaksikan pelarian sebegini berlaku apabila wujudnya konflik di sesebuah negara. Penduduk Palestin misalnya melarikan diri ke Mesir, Lubnan, Syria dan Jordan kerana penguasaan rejim Zionis Israel ke atas tanah penduduk Palestin sehingga kini.
Konflik Asia Barat juga menyebabkan ramai pelarian Syria, Iraq dan Afghanistan lari ke negara kejiranan sehingga ada yang lari menaiki bot ke Australia.
Tegas Mohd Azizuddin, isu pelarian ini sukar diselesaikan dan hanya akan menemui titik penamat apabila konflik berakhir sebagaimana warga Vietnam yang pulang ke negara mereka semula. - Bernama
UtusanDaily
Monday, 25 May 2015
Pelarian Rohingya, di mana penamatnya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
IKLAN BERBAYAR 2
.
Blog Archive
-
►
2016
(108)
- ► 05/01 - 05/08 (11)
- ► 04/24 - 05/01 (4)
- ► 04/17 - 04/24 (9)
- ► 04/10 - 04/17 (7)
- ► 04/03 - 04/10 (11)
- ► 03/27 - 04/03 (7)
- ► 03/20 - 03/27 (10)
- ► 03/13 - 03/20 (3)
- ► 03/06 - 03/13 (2)
- ► 02/28 - 03/06 (3)
- ► 02/21 - 02/28 (4)
- ► 02/14 - 02/21 (7)
- ► 02/07 - 02/14 (4)
- ► 01/31 - 02/07 (2)
- ► 01/24 - 01/31 (5)
- ► 01/17 - 01/24 (1)
- ► 01/10 - 01/17 (7)
- ► 01/03 - 01/10 (11)
-
▼
2015
(287)
- ► 12/27 - 01/03 (4)
- ► 12/20 - 12/27 (2)
- ► 12/13 - 12/20 (3)
- ► 11/29 - 12/06 (2)
- ► 11/15 - 11/22 (1)
- ► 11/08 - 11/15 (6)
- ► 11/01 - 11/08 (7)
- ► 10/25 - 11/01 (11)
- ► 10/18 - 10/25 (2)
- ► 10/11 - 10/18 (6)
- ► 10/04 - 10/11 (14)
- ► 09/27 - 10/04 (1)
- ► 09/20 - 09/27 (7)
- ► 09/13 - 09/20 (9)
- ► 09/06 - 09/13 (5)
- ► 08/30 - 09/06 (15)
- ► 08/23 - 08/30 (17)
- ► 08/16 - 08/23 (5)
- ► 08/09 - 08/16 (17)
- ► 08/02 - 08/09 (7)
- ► 07/26 - 08/02 (15)
- ► 07/19 - 07/26 (7)
- ► 07/12 - 07/19 (3)
- ► 07/05 - 07/12 (19)
- ► 06/28 - 07/05 (7)
- ► 06/21 - 06/28 (8)
- ► 06/14 - 06/21 (8)
- ► 06/07 - 06/14 (3)
- ► 05/31 - 06/07 (4)
- ▼ 05/24 - 05/31 (6)
- ► 05/17 - 05/24 (6)
- ► 05/10 - 05/17 (2)
- ► 05/03 - 05/10 (2)
- ► 04/19 - 04/26 (3)
- ► 04/12 - 04/19 (8)
- ► 04/05 - 04/12 (6)
- ► 03/29 - 04/05 (9)
- ► 03/22 - 03/29 (6)
- ► 03/15 - 03/22 (1)
- ► 03/08 - 03/15 (4)
- ► 02/08 - 02/15 (1)
- ► 02/01 - 02/08 (8)
- ► 01/25 - 02/01 (1)
- ► 01/18 - 01/25 (6)
- ► 01/11 - 01/18 (1)
- ► 01/04 - 01/11 (2)
-
►
2014
(551)
- ► 12/14 - 12/21 (4)
- ► 12/07 - 12/14 (8)
- ► 11/30 - 12/07 (6)
- ► 11/23 - 11/30 (8)
- ► 11/16 - 11/23 (5)
- ► 11/09 - 11/16 (7)
- ► 11/02 - 11/09 (4)
- ► 10/26 - 11/02 (5)
- ► 10/19 - 10/26 (9)
- ► 10/12 - 10/19 (3)
- ► 10/05 - 10/12 (7)
- ► 09/28 - 10/05 (20)
- ► 09/21 - 09/28 (19)
- ► 09/14 - 09/21 (2)
- ► 09/07 - 09/14 (10)
- ► 08/31 - 09/07 (21)
- ► 08/24 - 08/31 (13)
- ► 08/17 - 08/24 (12)
- ► 08/10 - 08/17 (10)
- ► 08/03 - 08/10 (3)
- ► 07/20 - 07/27 (10)
- ► 07/13 - 07/20 (15)
- ► 07/06 - 07/13 (8)
- ► 06/29 - 07/06 (7)
- ► 06/22 - 06/29 (6)
- ► 06/15 - 06/22 (9)
- ► 06/08 - 06/15 (7)
- ► 06/01 - 06/08 (14)
- ► 05/25 - 06/01 (8)
- ► 05/18 - 05/25 (3)
- ► 05/11 - 05/18 (17)
- ► 05/04 - 05/11 (11)
- ► 04/27 - 05/04 (10)
- ► 04/20 - 04/27 (13)
- ► 04/13 - 04/20 (11)
- ► 04/06 - 04/13 (15)
- ► 03/30 - 04/06 (15)
- ► 03/23 - 03/30 (9)
- ► 03/16 - 03/23 (8)
- ► 03/09 - 03/16 (11)
- ► 03/02 - 03/09 (12)
- ► 02/23 - 03/02 (16)
- ► 02/16 - 02/23 (22)
- ► 02/09 - 02/16 (21)
- ► 02/02 - 02/09 (9)
- ► 01/26 - 02/02 (9)
- ► 01/19 - 01/26 (18)
- ► 01/12 - 01/19 (40)
- ► 01/05 - 01/12 (21)
-
►
2013
(355)
- ► 12/29 - 01/05 (9)
- ► 12/22 - 12/29 (14)
- ► 12/15 - 12/22 (21)
- ► 12/08 - 12/15 (40)
- ► 12/01 - 12/08 (13)
- ► 11/24 - 12/01 (19)
- ► 11/17 - 11/24 (27)
- ► 11/10 - 11/17 (20)
- ► 11/03 - 11/10 (23)
- ► 10/27 - 11/03 (12)
- ► 10/20 - 10/27 (16)
- ► 10/13 - 10/20 (6)
- ► 10/06 - 10/13 (6)
- ► 09/29 - 10/06 (9)
- ► 09/22 - 09/29 (21)
- ► 09/15 - 09/22 (32)
- ► 09/08 - 09/15 (20)
- ► 09/01 - 09/08 (20)
- ► 08/25 - 09/01 (4)
- ► 08/18 - 08/25 (3)
- ► 08/11 - 08/18 (5)
- ► 08/04 - 08/11 (1)
- ► 07/21 - 07/28 (2)
- ► 07/14 - 07/21 (11)
- ► 03/17 - 03/24 (1)
-
►
2012
(8)
- ► 12/30 - 01/06 (1)
- ► 12/23 - 12/30 (7)
No comments:
Post a Comment